Robot Penjelajah

Minggu, 10 Maret 2013


   Yeti adalah nama robot penjelajah setia yang bisa mengendus keberadaan jurang berbahaya bagi konvoi yang melintasi gletser Antartika dan Greenland, menelusuri gua es di gunung berapi aktif dan menemukan bangunan tua terkubur di bawah kutub es.
  Pada musim panas selatan kali ini, Yeti bergerak perlahan di depan traktor oranye yang mengantarkan pasokan ke pos-pos penelitian di seluruh Antartika. Dengan radar penembus tanah, robot tersebut memperingatkan pengemudi akan retakan es yang tersembunyi. Salju sering menutupi retakan itu, menyamarkan bahaya, namun robot kecil itu cukup ringan (150 pon atau 68 kilogram) untuk menyeberangi retakan.
  Robot  Yeti menawarkan lebih dari perlindungan bagi para peneliti kutub. Pada Desember 2012, para ilmuwan memetakan gua es di Gunung Erebus, sebuah gunung berapi aktif, dengan radar. Robot itu juga membantu menemukan bangunan terabaikan, stasiun penelitian asli yang sudah lama terkubur di Kutub Selatan pada Desember 2011. Struktur es tersebut dihancurkan setelah traktor jatuh melewati es di puncak salah satu bangunan. Robot itu juga membantu konvoi di Greenland.
   Meski bukan robot pertama yang menjelajahi es Antartika, Yeti saat ini merupakan robot terkecil yang mengelilingi permukaan benua beku tersebut. Para peneliti juga mengintai danau glasial yang terkubur dengan menggunakan kapal selam mikro atau memetakan dasar laut dengan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh.
   Adapun Penjelajah robotik sebelumnya termasuk robot Dante yang menyerupai laba-laba, yang dikirim ke Gunung Erebus pada tahun 1992, robot penjelajah Nomad yang memburu meteorit pada tahun 2000, dan sebuah robot penjelajah yang diuji oleh Kansas University pada 2005.
Robot Yeti disusun dan dibangun mahasiswa Dartmouth dengan biaya sekitar $25 ribu (sekitar Rp240 juta).

0 komentar:

Posting Komentar